PARA LELAKI PEMBERANI; Catatan Relawan PRI dari Wamena Papua
“Tolong pemerintah atau siapa saja, tolong selamatkan dan ungsikan anak istri kami ke kampung, biar kami laki2 yg tinggal di sini. Mereka kan tdk bisa pikul batu sedangkan kami bisa. Kami siap membangun kembali kampung ini meskipun sdh hangus dibakar… Tolong pak … kami tdk sanggup melindungi mereka sementara kami juga konsentrasi menjaga kios2 yg masih tersisa”.
Itulah ungkapan salah seorang warga sulsel dgn logatnya yg kental, saat mereka berkumpul di Posko KKSS Sulsel di Wamena dlm rangka pertemuan warga, aparat keamanan dan pemda sulsel. Video ini direkam tgl 30 September 2019.
Terus terang saya kagum dan tergetar dgn prinsip dan tekad orang2 ini. Mungkin inilah yg dibuktikan oleh para perantau Bugis Makassar pepatah orang2 tuanya “sekali layar terkembang pantang biduk surut ke Pantai” Meskipun nyawa mereka terancam, meskipun kehidupan akan lebih sulit karena minimnya fasilitas dan terbatasnya pelayanan publik akibat eksodus besar2an, semua yg dibangun puluhan tahun dihanguskan dlm sekejap mereka tdk patah semangat, tdk putus asa, mereka tetap bertahan. Mereka sdh tdk peduli dgn segala ancaman, yg mereka pikirkan adalah bagaimana membangun daerah ini, bagaimana menata kembali kehidupan dari nol, dari puing2 kehancuran. Mereka merasa ini adalah kampung halaman, tanah tumpah darahnya. Sebagian besar dari mereka yg tampak di video adalah orang2 yg lahir di di Papua, lahir di Wamena.
Sulit saya membayangkan bagaimana kota Wamena ini dibangun tanpa para pekerja keras ini. Merekalah yg menyusun batu demi batu, seng, balok, hingga berbentuk bangunan seperti Kantor bupati, dprd, polres, rumas sakit, sekolah dll.

Saya malu karena saya tdk tahu apa yg bisa saya bantu buat mewujudkan tekad Para Lelaki Pemberani ini. Apa yg bisa kami bantu agar mereka bisa bekerja dgn aman dan nyaman, terbebas dari ancaman para penyerang, apa yg bisa kami bantu seandainya ada diantaranya yg sakit, apa yg bisa kami bantu seandainya mereka butuh pelayanan seperti yg diterima oleh saudara2nya di tempat lain. Siapa yg akan membela mereka jika ada lagi serangan yg lebis besar dan tak terduga, dan seterusnya …dan seterusnya …
Akhirnya saya hanya mampu berdoa, meskipun saya menyadari inilah bentuk selemah2nya iman ketika menyaksikan kemungkaran :
Ya Allah yg Mana Penolong, tolonglah sauadara2 kami ini yg ada di Wamena, mereka pantas di tolong karena mereka sedang berjihad mempertahankan harta benda dan kehormatannya.
Ya Allah yg Maha memiliki kekuasaan, lindungilah saudara2 kami ini dari ancaman para penyerang yg tdk berprikemanusiaan. Berilah mereka kekuatan utk bertahan dan mempertahankan diri.
Ya Allah yg Maha Kaya, berikanlah mereka rezki agar mereka mampu membangun kembali kampung nya di Wamena. Bukakanlah hati saudara2 mereka senusantara agar mereka tergerak hatinya utk membantu.
Terimalah doa kami ya Allah, Aamiin
Dr. Hisbullah Amin